Band yang terdiri dari Pandu (gitar), Hangga (vocal), Yanu (bass), dan Bowo (drum) emang punya nama yang sepintas agak frontal. The Porno, band post-punk yang didirikan sejak tahun 2004 dan terinspirasi sama The stooges, Joy Division, en The Cure bakal cerita ke OUCH! tentang pendapat mereka soal passion…
Halo The Porno… Kenapa sih namanya harus The Porno? Ga takut dicekal? Kayak satu band indie yang pernah ga diizinin manggung karena punya nama yang agak frontal?
Halo OUCH! Kata “porno” pastinya gampang banget ditangkap pikiran siapa pun karena semua orang pasti pernah ngebayanginnya. Dan kenapa kita harus takut dicekal? Coba deh buat pihak yang mau mencekal berpikir secara terbuka, kata "porno" di sini
Apa sih beda The Porno sama band yang lain kalo menurut kalian sendiri?
Mari kita bicara dari segi sound dan materi aja. Menurut kami, untuk materi album pertama ini, kami banyak mengambil nada-nada dan beat-beat monoton yang mungkin banyak dihindari oleh sebagian band. Mungkin tantangannya adalah bagaimana kita mempercantik nuansa repetitif dari jenis musik yang telah kami pilih.
Ini udah album ke berapa ya? Ceritain juga dong discography-nya The Porno?
"Subliminal", yang dirilis bulan November 2009 lalu adalah debut full album kami yang pertama. Sebelumnya, kami pernah merilis EP berisi 5 lagu pada tahun 2005. Lalu di awal tahun 2008, single kami yang berjudul So It Goes juga pernah mengisi soundtrack untuk film karya Upi Avianto, Radit & Jani.
Bulan ini tema OUCH! adalah passion! Passion kalian sebenernya apa?
Membangkitkan pendengar musik Indonesia yang terlalu lama terjebak di dalam frigiditas akibat gempuran yang monoton dan hanya mementingkan kepuasan sendiri dari beberapa orang.
Hal gila apa yang pernah dilakuin demi passion kalian?
Mendirikan The Porno dan secara tanpa sadar telah meletakkannya di atas kepentingan yang lainnya hingga kini.
Fight for your rights!
OUCH! super setuju sama motto-nya!
No comments:
Post a Comment