Judul: Edge of Darkness
Pemain: Mel Gibson, Ray Winstone, Danny Huston, Bojana Novakovic
Sutradara: Martin Chambell
Review: Thomas Craven (Gibson) adalah mantan detektif pembunuhan yang memiliki seorang anak bernama Emma (Novakovic). Emma tiba-tiba terbunuh dalam perjalanan pulang bersama Thomas. Semua orang menduga bahwa Thomas adalah tujuan utama dari pembunuhan itu. Namun, lama kelamaan Thomas mengetahui bahwa putrinya memiliki kehidupan rahasia yang tidak ia tahu. Jadilah penyelidikan Thomas membawanya kepada penyamaran, pembunuhan, dan persekongkolan. Emosi pada film ini sangat cocok dengan karakter Mel Gibson yang sering main di film-film yang sarat emosi. Apakah film ini bisa mengangkat pamor Mel Gibson yang sudah lama menghilang? Hanya kalian yang bisa menjawab sendiri (setelah nonton film ini pastinya).
Pemain: Benicio Del Toro, Anthony Hopkins, Emily Blunt, Hugo Weaving, Art Malik
Sutradara: Joe Johnston
Review: Salah satu film di tahun ini yang bikin penasaran pengen cepat-cepat ditonton. Tokoh utama dalam film ini adalah Lawrence Talbot (Del Toro), seorang pria terpandang yang kembali ke rumah keluarganya setelah adiknya menghilang. Talbot berusaha mencari adiknya dan menemukan takdir dirinya yang mengerikan yang berhubungan dengan masa lalu. Talbot beserta Gwen (Blunt) yang merupakan tunangan adiknya, bersatu untuk mencari sang adik. Sedikit demi sedikit, teka teki mulai terbuka ketika Ia mendengar sebuah kutukan kuno di mana manusia dapat berubah menjadi serigala siluman saat bulan purnama. Di tengah-tengah perburuan itu, Talbot menemukan sebuah fakta tentang masa lalu dirinya sendiri. Film ini cukup panjang, namun sangat menarik untuk diikuti karena teka teki yang ada dibiarkan terbuka sedikit demi sedikit di tiap adegan. Kita pasti akan tetap menikmati film ini sampai semua teka teki terbuka di akhir film.
REVIEW MUSIK
Band: Vampire Weekend
Album: Contra
Review: Band indie pop unik asal New York yang beranggotakan Ezra Koenig (lead vocal, guitar), Rostam Batmanglij (keyboard, guitar, backing vocal), Chris Tomson (drums, percussion), dan Chris Baiop (bass, backing vocal) kembali dengan album kedua mereka yang bernama Contra. Sejak awal, band ini berusaha memadukan black music dengan white music. Hasilnya, album pertama mereka mendapat pujian dari majalah-majalah ternama dan website-website beken. Di album kedua ini, mereka terdengar lebih cerah, berani , sekaligus aneh. Beat-beat ala musik Afrika ditambah dengan vokal dan lirik absurd masih jadi kekuatan mereka untuk memproduksi musik-musik edgy dan fresh. Di dua lagu terakhir dalam album ini benar-benar nunjukin keberanian mereka mengeksplor dan mengekploitasi musikalitas secara total. Secara keseluruhan, album ini menawarkan nada-nada yang belum tentu dapat akrab di telinga pendengar, tapi keunikan mereka mengaransemen lagu akan membuat banyak pendengar berdecak kagum dan muji-muji mereka. If you're looking for a different tunes in indie music, this album is a must have reference.
Album: Of the Blue Colour of the Sky
Review: Band yang sempat beken sama video clip mereka yang nari-nari di treadmill ini ngerilis album ketiga. Album ini masih diwarnaiin musik mereka yang merupakan perpaduan dari geek rock en glam rock. Sepintas, lagu-lagu mereka bisa kedengaran sexy kayak musiknya Prince, tapi kadang juga kedengaran straight forward kayak Weezer yang sedikit sound glam. Vokalis utamanya, Damien Kulash, masih seneng main-main masukin sedikit unsur funk ke beberapa lagunya. Musik mereka dengan sound yang modern menjadikan Ok Go seperti memiliki aliran musik tersendiri (unik). Well, it is definitely not going to be the best album this year but they deserve some credit for their art.
No comments:
Post a Comment