Bentuk diri gue ini ga jelas banget. Rambut cepak, tapi berponi dora dan gigi depan yang oh my God.. ancurnya minta ampun karena keseringan makan permen dan coklat. Eitsss.. tunggu dulu, bukan berarti saya gemuk waktu kecil lhoo yaa, malah kebalikannya. Kurus kering dan harus dipaksa kalo makan nasi, heheee...
Gue ga inget punya banyak mainan semasa kecil, karena setiap kali minta dibeliin, ada syaratnya, yaitu harus bisa menghabiskan sepiring nasi. Hohooo, buat gue itu PR yang berat banget. Pokoknya setiap kali makan pasti ada “drama” di meja makan, sampai akhirnya ada yang menyerah (biasanya sih yg lebih tua ngalah yaa, hehee). Nah, si adek kecil adalah kebalikan dari gue. He’s not fat, but selalu berhasil menyenangkan hati ibuku dengan slalu menghabiskan makanannya. Alhasil, doi lebih sering dibeliin mainan pastinya. That’s why i really, really hate all the toys he had!!!!!!!!
Sering denger kan, ungkapan sirik tanda tak mampu. Buat gue, itu 100% benar!!! Adekku yang pinter ini hobi main Lego dan action figures berbentuk robot-robotan. Kebanyakan sih Lego yang bagus-bagus itu hancur berantakan gara-gara kakak perempuannya yang manis ini ”ga sengaja” menyenggol ataupun menjatuhkan balik menjadi potongan-potongan kecil (what can I say, I can’t help it!! Ihiihh).
So the moral of this story adalah: waktu kecil, iri hati itu mungkin hal yang biasa ya, but it’s really not good in any ways, when you’re all grown up. Harusnya achievement orang lain, baik itu teman, saudara atau siapapun, bisa jadi pemicu buat diri kita sendiri menuju keberhasilan. Kalo dalam konteks cerita masa kecil di atas, achievement-nya adalah punya lebih banyak mainan tentunya! Hehee.. setuju kannnn??!!
Monday, September 28, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment