Awesome! Sebenernya satu kata aja udah sangat cukup buat deskripsiin Boogieman itu seperti apa. Tapi di rubrik
interview OUCH! kali ini ada ratusan kata yang bisa ngejawab rasa penasaran Ouchers, “Boogieman?
Awesome seperti apa sih?”
Kalian kan termasuk grup hip-hop yang cukup baru buat Ouchers, bisa tolong ceritain ga sejarah terbentuknya Boogiemen? Boogiemen terbentuk pada tanggal 27 Agustus 2006 dan beraliran
hip-hop/soul/jazz. Formasi awalnya terdiri dari 4 orang: Kyriz (Rap/Beatbox), Theo (Bass/Vocal), Ibro (Guitar/Vocal), dan Mone (Drums) yang kebetulan latar belakang
influence musiknya ga jauh beda dan kebetulan juga semuanya kuliah di FISIP Universitas Parahyangan, Bandung. Boogiemen awalnya sering tampil di acara-acara kampus dan komunitas Bandung dengan
repertoire lagu kayak The Roots, Guru, Common dan Q-Tip. Konsep instrumental yang sangat minimalis diiringi dengan rap berbahasa Inggris memang ngebuat kami lebih susah diterima pada awalnya. Butuh waktu yang cukup lama,
trial and error yang cukup banyak, dan berbagai perubahan
arrangement dan
stage acts di setiap
performance untuk akhirnya bisa dinikmati oleh kuping
market musik Bandung, terutama Universitas Parahyangan. Setelah ngelewatin sejumlah proses pemikiran maupun pertimbangan konsep group Boogiemen itu sendiri, terjadilah perombakan-perombakan dalam personil, formasi dan konsep
stage performance. Dan akhirnya Boogiemen hanya terdiri dari 3 orang yaitu Kyriz (Rap/Beatbox), Theo (Guitar/Vocal), dan Iyay (Harmonica/Vocal).
“We Are Ready To Take Indonesia & The World By Surprise…!!!”Ceritain dong perjalanan karir sampe akhirnya bisa ngebuat album?Pertengahan tahun 2007, Kyriz yang deket sama anak-anak Maliq diajak kolaborasi di album mereka yang kedua “Free Ur Mind”. Selama promosi album kedua, Kyriz sering diajak manggung bareng di luar kota yang berlanjut ketahap iseng-iseng rekaman beberapa lagu di Organic Lab, bareng Widi dan Jawa. Dari situ Kyriz ngajuin tim yang berbentuk group Boogiemen untuk menuju proses rekaman yang lebih serius dan jadi bagian dari Organic Records dan The One Management. Proses rekaman yang memakan waktu kurang lebih dua tahun tersebut menghasilkan album berjudul “Nu Son To Shine” yang berisikan 6 lagu.
Lirik kalian kan kebanyakan berbahasa Inggris dan musik hip-hop agak segmented, bagaimana cara kalian menghadapi pasar industri Indonesia yang didominasi dengan musik pop bernuansa melayu dengan lirik Indonesia yang sangat mudah dicerna dan bertemakan cinta ? Cara kami menghadapi pasar industri musik Indonesia adalah dengan cara mencari titik tengah antara musik yang ingin kita berikan dan musik yang mudah diterima oleh pendengar dan pengamat pasar industri musik Indonesia. Sebenarnya di setiap lagu Boogiemen tidak ada yang musiknya 100%
pure hip-hop jadi
essence hip-hop di lagu-lagu Boogiemen hanya diwakili sebagian besar oleh
rap yang berbahasa inggris. Salah satu niat Boogiemen dari awal adalah ngubah
mindset masyarakat Indonesia yang seringkali berpikir
rap merupakan
genre yang musiknya selalu
hip-hop. Album pertama kami yang berjudul “Nu Son To Shine” menyajikan
crossover dari berbagai
genre music seperti
hip- hop, soul, jazz, funk, rock, blues, electronic yang sekaligus membuktikan bahwa
rap ga selalu harus diiringi musik
hip-hop.
Hook-hook vocal dan
rap berbahasa inggris juga membuat lagu-lagu Boogiemen mudah diingat dan
ear-cathing. So, Boogiemen merasa cocok dan sangat beruntung mendapatkan Widi Puradiredja sebagai seorang
producer karena selain memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam bidang
black music, dia sangat
open-minded dan berpengalaman ngebuat
music yang bisa diterima oleh pasar industri musik Indonesia tanpa menghilangkan kualitasnya sedikit pun, dan karena dibantu juga oleh
our brothers n sisters from Organic Records (Maliq & d’Essentials en Twentyfirst Night) dan The One Management dari segi musikalitas ataupun
advices tentang persiapan dan bagaimana menghadapi pasar industri musik Indonesia, Boogiemen menjadi sangat termotivasi dan tidak sabar melihat reaksi pendengar dan pengamat musik Indonesia.
Tema OUCH! bulan ini kan tentang liburan yang menghasilkan, ada ga pengalaman masing–masing personel Boogieman mengisi waktu liburan dengan hal–hal berguna en menghasilkan kaya magang ato bisnis sendal gitu ? Theo : Baru-baru ini gw ngisi waktu gw dengan melatih dan membangun dojo di kampus
Iyay : Kalo gw sih ngisi waktu dengan nyari-nyari
gigs BLUES aja…
Kyriz : Ikut Maliq manggung di beberapa kota dan
event-event besar, ngebantuin acara Dji Sam Soe “Urban Jazz Crossover” dan ikut
featuring di album Soulvibe.
Apa rencana Boogieman ke depan ?Manggung, manggung dan manggung sesering mungkin, bikin album lagi…hahahahahahahaha..memperbanyak
link dengan musisi-musisi Indonesia. Dan yang paling penting adalah
perform di
stage internasional dan dikenal di industri musik
worldwide…hahahahahaha
Ada tips–tips buat pemuda–pemudi Indonesia yang mau bikin grup
hip-hop kayak Boogiemen?
Coba bikin dengan konsep musikalitas yang
fresh, keunikan tersendiri n
most importantly…mind-blowing n kick-ass. Buat Ouchers yang penasaran sama lagu-lagunya Boogieman, coba search di Facebook dan dengerin!. OUCH! yakin lo pasti bakal jatuh cinta dan bilang
“Can’t hardly wait for the album!”